Home » » Senyummu Bahagiaku | Cerpen Bahagia Oleh Ahlal Kamal

Senyummu Bahagiaku | Cerpen Bahagia Oleh Ahlal Kamal

Written By fffll on Senin, 09 Desember 2013 | 22.32

Lagi lagi dia cemberut padaku
apa salahkau,"gumamku dalam hati.
Setiap kali kami berpapasan dia selalu membuang muka. Sempat suatu ketika aku menatapnya berharap ia tersenyum namun balasannya sungguh tak bersahabat.

Sebut saja namanya novi.
Ia teman sekelasku sejak kelas 1 SMP hingga kini kelas 3 SMP kami selalu satu kelas.
Padahal setiap kenaikan kelas
siswa/i selalu di acak.

Dulu novi orang yang ramah padaku, sering menyapa saat bertemu di jalan.
Namun kini ia berubah.

Hari-hari berlalu
aku adalah laki-laki yang tidak akan pernah tenang ketika ada insan di sekitarku menyimpan rasa kesal kepadaku.
Kalau bukan kesal apa namanya.
Setiap kali beradu pandang bersama dua bola mata ini ia selalu menatap kasar, seolah cemberut menyimpan dendam nestapa.
Tapi,? Apa salahku padanya." hatiku menerka-nerka jawaban yang tak kunjung datang.

**

Belakangan ku ketahui ternyata semua ini ada hubungannya dengan teman sekelasku yang lain.
Mereka adalah teman yang sering bercanda tawa denganku.
Tapi kali ini mereka sungguh keterlaluan.
Dibuatnya gosif tentang diriku dan novi.
Yang intinya adalah aku naksir novi.
ku yakin hal inilah yang menjadikan novi bersikap tak ramah lagi.

Aku sadar,diri ini tak sempurna
jauh di bandingkan cowo-cowo yang lain.
Tubuhku yang kecil, wajah yang hitam ditambah pribadiku yang tak jenius dan tak pernah berprestasi.
Siapa sih yang mau digosipin sama aku.

Apa lagi novi,
ia bisa dibilang gadis tercantik nomer dua di sekolah kami setelah bella, Anak pak kepsek.
Novi sosok gadis Idaman para pejantan.
Selain itu dia juga pinter, serta menjadi murid kesayangan para guru di sekolah kami.

**

Sesampai gosip tak sedap itu terdengar olehku. Segera kucari novi sekalian menarik paksa tiga orang teman pembuat gosip.
Sampai di depan novi seperti biasa dia langsung cemberut kasar.
Aku kehilangan kata-kata untuk menjelaskan semua padanya.
Akupun tak sanggup menatap matanya.

Setelah ku hadapkan si tukang gosip lalu kuminta mereka menjelaskan sejelas-jelasnya.
Karna aku sungguh tidak nyaman dengan keadaan ini.

Akhirnyapun mereka menjelaskan kepada novi segalanya.
Novipun marah kepada mereka dan ia meminta ma'af kepadaku atas sikapnya beberapa minggu ini.

**
Hingga suatu ketika aku kembali berpapasan dengannya
dan dia tersenyum.
Sungguh kalbu yang beberapa hari lalu seolah gurun sahara kini serasa dihujani oleh butiran salju, sejuk, dingin menyimpan kedamaian.

Meski sejujurnya memang benar aku menyimpan rasa terhadap novi, namun aku sadar diri ini hanyalah seikat rotan yang berlobang dan rapuh.
Sedang ia adalah bamu hijau yang subur tumbuh disetapak tanah yang terawat.
Aku tak mungkin mengaharapnya lebih dari sekedar teman.
Namun melihatnya tersenyum syahdu padaku ku.
Itulah sumber keindahan dihati ini.
Aku bahagia, sungguh bahagia.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Tentang Kami : Admin Blog | Grub FLP | Fp FLP
Copyright © 2013. FLP Cabang Amuntai - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger