Home » » Aku Mencintaimu Karena Engkau Mencintaiku | Oleh : Hani Sopiati Muhyiddin

Aku Mencintaimu Karena Engkau Mencintaiku | Oleh : Hani Sopiati Muhyiddin

Written By fffll on Minggu, 29 Desember 2013 | 18.50


Pagi yang dingin diselimuti oleh kabutnya embun yang jatuh ke daun-daun, duduk termenung seorang diri. Muslimah itu lah nama gadis manis yang masih berusia 14 tahun, ia lembut, santun ,dan sangat periang, walau masih muda hari-harinya selalu diisi dengan kegiatan bermamfaat karena dalam tekat hidunya ingin selalu membahagiakan orang lain.
Ibunya sangat senang mempunyai anak seperti Muslimah, karena ia tidak pernah menyakiti perasaan orang tuanya, apa yang diperintahkan oleh orang tuanya selalu ia taati.
Pagi itu Muslimah duduk termenung seorang diri, ibunya heran melihat sikap anaknya tidak biasanya anaknya seperti itu, akhirnya ia memutuskan untuk mendekati anaknya.
“Muslimah, apa yang sedang kamu fikirkan, dari tadi ibu perhatikan sepertinya kamu melamun.?”
Muslimah tersentak dari lamunannya, ia tidak menyadari kalau ibunya dari tadi memperhatikannya.
“tidak, tidak Bu, aku tidak memikirkan apa-apa.” Jawabnya dengan nada gugup.
“Muslimah jangan malu cerita dengan ibu, siapa tau ibu bisa membantu.!”
“Emm, emm.” seperti ragu-ragu ingin bercerita dengan orang tuanya, tapi karena sudah ketahuan kalau ia memikirkan sesuatu maka putuskan untuk bercerita kepada ibunya.
“Muslimah hanya bingung Bu, kemaren waktu aku pulang sekolah di jalan aku melihat seorang ibu yang menggendong anaknya yang masih kecil sambil meminta-minta, padahal saat itu cuacanya sangat panas dan tiba-tiba datang seorang laki-laki mengambil semua uang yang diperolehnya dari minta-minta, yang anehnya ibu itu menyerahkan uangnya tanpa ada rasa terpaksa.”
Mendengar cerita anaknya itu ia menarik nafas panjang dan tersenyum.
“Muslimah sholehah, mungkin anak itu anaknya.”
Mendengar jawaban ibunya dengan cepat ia kembali bertanya.
“walaupun ibunya ia tetap tidak bolehkan Bu mengambil miliknya tanpa ijin,? Apalagi ibunya sudah tua yang seharusnya bekerja adalah anaknya.”
Ibunya tersenyum bangga mendengar pertanyaan anaknya, walau masih muda ia mengerti bagaimana cara bersikap dengan orang yang lebih tua.
“Anakku, cinta seorang ibu kepada anaknya tidak tertandingi oleh apapun, walau nyawa sebagai taruhan akan ia relakan demi kebahagiaan anaknya. Setiap hembusan nafas orang tua tidak luput dari do’a untuk anaknya, bagaimana mungkin anak yang dilahirkan dan dibesarkan dengan cinta dan kasih sayangnya akan ditelantarkan begitu saja.?”
“Tapi Bu, apakah anak itu tidak berdosa memperlakukan ibunya seperti itu.?”
“Tentu berdosa sayang.”
“Nah, kalau berdosa kenapa ibu itu membiarkan anaknya berdosa padahal kan berdosa itu masuk neraka, apa ia ingin anaknya masuk neraka.?”
“sayang tidak ada orang tua yang ingin anaknya masuk kedalam neraka, apa yang dilakukannya itu adalah usaha agar anaknya tidak masuk neraka, ia tidak ingin anaknya mengambil hak orang lain jika tidak ia beri uang ataupun melakukan hal yang dilarang, walaupun cara yang dilakukan anaknya salah, ia sudah memaafkannya.”
Muslimah mengangguk, ia mengerti semuanya dan memeluk ibunya dengan berkata, “Ibu aku Mencintaimu Karena Engkau Mencintaiku, aku tidak ingin seperti anak itu Bu.” Ibunya pun mengangguk dan mencium anaknya dengan penuh cinta
****

Cerpen Mingguan | FLP Cabang Amuntai
Tema : Aku Cinta Ibu
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Tentang Kami : Admin Blog | Grub FLP | Fp FLP
Copyright © 2013. FLP Cabang Amuntai - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger