Home » » Terima Kasih Ibu | Oleh Bastiah

Terima Kasih Ibu | Oleh Bastiah

Written By fffll on Minggu, 29 Desember 2013 | 18.14

Kasih Ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Itulah ungkapan kasih sayang Ku kepada Ibu.

Aku dilahirkan dari keluarga sederhana. Orang tua ku bekerja sebagai petani. Setiap hari ia pergi ke sawah tuk menanam padi. Meski pun hujan dan panasnya sinar mentari yang membakar kulit mereka, ia tetap pergi dengan semangat. Aku mempunyai 2 orang kakak dan 4 orang adik. Semua Saudaraku adalah laki-laki, hanya Aku dan Ibu yang perempuan. Walaupun begitu pekerjaan rumah tetap kami lakukan secara bersama-sama.

Pada suatu hari, ketika Aku masih kecil, Aku dan teman-temanku berangkat sekolah berjalan kaki. Setiap hari kami lakukan dengan penuh tawa dan semangat. Tiba-tiba ketika aku mau menyebrang jalan, ada sebuah motor dengan kecepatan yang sangat tinggi menabrakku dari depan. Aku pun terpental jauh dan tidak sadarkan diri.

Setelah berada di rumah sakit, beberapa jam kemudian aku pun mulai sadar. Seluruh anggota badan ku terasa sangat sakit terutama bagian kepala dan kaki. Aku tidak pernah membayangkan kecelakaan separah itu sampai ada beberapa luka dan jahitan di kepalaku.

Aku pun terdiam dan ku tatap wajah ibuku yang ada disamping ku.

“Ibu,kenapa kaki dan kepalaku di perban ?”

“Kamu kecelakaan tadi pagi sayang saat pergi ke Sekolah !”Jawab ibuku sambil menangis .

Ibu pun menciumku dan memelukku dengan erat dan kasih sayang.

Ku tatapi lagi wajahnya , ada bulir air mata yang menetes.

“Ibu, jangan menangis lagi I-b-u, Aku sangat menyayangimu !”

Setiap hari Ia selalu merawatku, menjagaku, melap badanku dan ketika Aku mau makan Ia pun selalu menyuapiku dengan penuh perhatian.
Malam pun tiba, ketika aku terbangun, kulihat Ayah dan Ibuku Shalat malam, tidak sengaja kudengarkan alunan doa mereka panjatkan untuk kami , supaya diberi kesehatan dan keselamatan..
“Terima kasih ibu kau selalu mendoakan kami di setiap tahajjudmu!” Kataku dalam hati.

***

Beberapa bulan kemudian, sakit Ku mulai pulih dan bisa beraktifitas kembali seperti semula, meski beberapa jahitan masih membekas dikepalaku. Kini ketika Aku mau pergi ke sekolah, Aku selalu diantar oleh kakakku. Kini hari-hariku silih berganti.

Pada suatu hari, Aku dipanggil kepala sekolah untuk menemuinya di ruangan kerja beliau. Ketika bertemu beliau. Aku diberitahu untuk mengikuti lomba baca puisi dan pidato tingkat MI dalam rangka HUT DEPAG. Selama seminggu Aku berlatih dan belajar. Aku pun memberitahu kepada ibuku dengan senang. Ibu selalu mendoakanku di setiap selesai shalatnya.

Waktu lomba pun tiba, ketika mau berangkat tidak lupa aku meminta doa kepada ibu supaya sukses dan lancar. Kucium tangannya dengan lembut sambil mengucapkan salam:

“Assalamu’alaikum ...”

“Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarokatuhu..”sahut Ibu kepada Ku.

Aku pun pergi sambil melambaikan tangan.

Ketika sampai di tempat acara. Aku pun mengambil no urut peserta. Saat tampil di depan penonton, Ku baca dengan penuh penghayatan.
Alhamdulillah,,
saat pengumuman nama-nama sang juara dibacakan, namaku termasuk di sebut.
Aku pun pulang ke rumah dengan senyum dan bahagia.

Isi penggalan puisi buat ibu:

Ibu...
Kau selalu ada
Di setiap hembusan nafasku
Di setiap detak jantungku
Di setiap langkah kakiku
Di setiap yang ku gapai
Terima kasih ibu
Karena kau begitu berarti dalam hidupku


"Bunda, Kau Segalanya"
Oleh: Lusiana

Bunda...
Kau wanita mulia...
Ribuan kata takkan cukup untuk mengenang jasa engkau bunda...
Bunda...
Bagiku kau guru pertama...
Dengan kasih sayangmu kau menjaga rahimmu dimana tempat aku kau kandung bunda...
Dengan sabarmu kau ajarkanku membuka mata...
Kulihat senyummu sarat makna...
Dengan sabarmu kau ajarkanku bicara...
Mengenal kata, merangkai kalimat dari alif ba ta...
Dengan telaten kau ajarkan kakiku bergerak, berjalan, berlari seperti tak henti bunda...
Bunda...
Bagiku kau psikolog ternama...
Kau kenal diriku dari ujung kaki sampai ujung kepala...
Kau peneliti terbaik, kau tau sifat tingkah lakuku dengan baik...
Kau pemerhati terhebat, kau khawatirkan aku saat aku datang terlambat...
Bunda...
Sekarang baru kurasa...
Berada diposisimu bunda...
Saatku mengandung, perutku membuncit, namun aku tetap bisa tersenyum bunda...
Saatku melahirkan, rasakan sakit antara hidup dan mati, namun aku masih mampu tersenyum bunda...
Karena kulihat sekeliling kau tetap setia disampingku bunda...
Kau dokter pertama...
Kau sembuhkan sakitku dengan senyummu bunda...
Kau sapu peluhku, kau semangati aku untuk segera melahirkan bunda...
Bunda...
Akhirnya aku sudah berada diposisimu, namun kau tetap membantuku bunda...
Kau asuh, kau jaga cucumu, anakku bunda...
Kau menggantikan posisiku terhadap cucumu disaat aku tiada disampingnya bunda...
Bunda...
Sungguh kau segalanya...
Kutemukan dan kukecup surga yang berada dikakimu bunda...
Jasamu takkan dapat terbalas oleh semua...
Meski tumpukan harta namun tetap jasamu tak ternilai bunda...
Hanya do'a yang mampu kurangkai, semoga dosamu terampuni oleh-Nya...
Bahagia dunia Akhirat bunda...
Bunda...
Maafkan anakmu, karena ridhomu ridho-Nya...
Sungguh aku cinta...
Sungguh aku sayang engkau, Bunda...

Cerpen Mingguan | FLP Cabang Amuntai
Tema : Aku Cinta IBU
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Tentang Kami : Admin Blog | Grub FLP | Fp FLP
Copyright © 2013. FLP Cabang Amuntai - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger